Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia ( LDII) Kabupaten Banyuwangi bersama bidang Wanita Maratussholihah mengikuti Road Show Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan di Stikom Banyuwangi. Kamis 17/12/2020
Ketua Maratussholihah LDII Banyuwangi Suparminingsih, SP didampingi pengurus dan anggota sangat antusias mendengarkan penjelasan narasumber yang di berikan Tim Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan ( PPWK ) Dan Kesbangpol Kabupaten Banyuwangi.
Road Show Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dibuka M. Rusdi dari Bakesbangpol Banyuwangi. Sebagai narasumber yaitu Touwil Firdaus, M.Si., Sahru Ramadhani, M.Pd., dan Miskawi, M.Pd..dan di moderatori Suhariyanto dari PPWK yang juga aktif di kepemudaan LDII
Moderator acara Suhariyanto dari PPWK juga aktif pada kegiatan kepemudaan LDII |
Hadir di Acara tersebut, Tokoh masyarakat, Forum Pembauran Kebangsaan (FPK), Ormas NU, Muhamadiyah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), perwakilan partai, Forum Pemuda Lintas Agama Banyuwangi Bersatu (Formula Satu), Muslimat, Aisyiah, perwakilan mahasiswa Banyuwangi, juga Maratusholihah dari LDII.
Wawasan Kebangsaan dan Cinta tanah air harus di tanamkan sejak dini sehingga betul-betul militan yang terbawa sampai tua dan radikalisme baik kanan serta kiri dapat dicegah. Terbukti pada waktu awal berdirinya NKRI banyak sekali pemberontakan seperti DI/TII, PRRI, Permesta dan PKI.
Hal itu ditegaskan Touwil Firdaus, M.Si Dosen Universitas Bakti Indonesia (UBI) Banyuwangi saat penyampaian materi pada Road Show Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan dilaksanakan oleh PPWK Banyuwangi dan Bakesbangpol Banyuwangi itu.
" Wawasan Kebangsaan dan Cinta tanah air harus di tanamkan sejak dini sehingga betul-betul militan yang terbawa sampai tua dan radikalisme baik kanan serta kiri dapat dicegah"terang Touwil
Sementara pemateri kedua yaitu Sahru Ramadhani dari dosen Untag Banyuwangi dan tim PPWK tentang Pendidikan Wawasan Kebangsaan Indonesia bagi Pemuda menyampaikan untuk menghancurkan
bangsa hapuslah memori bangsanya
“Untuk menghancurkan bangsa hapuslah memori bangsanya, “ungkapnya.
Sahru Ramadhani juga menambahkan untuk menghancurkan suatu bangsa, narkotika juga bisa membuat negara atau bangsa menjadi hancur terbukti Cina pada tempo dulu pernah mengalaminya dan butuh waktu hampir seratus tahun untuk membebaskannya. Dan wawasan Kebangsaaan ada karena adanya penjajahan bangsa.
Adapun oemateri ketiga adalah Miskawi, M.Pd. mengatakan generasi sekarang sudah tidak begitu memahami tentang Pancasila, pada ketika ordelama lengser kembali kepada Pancasila dan orde reformasi lahir kembali kepada Pancasila.
Pancasila bukan hanya sebagai cita cita bangsa dan negara akan tetapi jiwa pancasila harus bisa dilakukan dan diamalkan setiap hari oleh warganegara Indonesia. Pancasila bukan hanya dasar rakyat tetapi harus menjadi dasar negara yang utama adalah moral negara Indonesia.
“Pancasila bukan hanya sebagai cita cita bangsa dan negara akan tetapi jiwa Pancasila harus bisa dilakukan dan diamalkan setiap hari oleh warganegara Indonesia. Pancasila bukan hanya dasar rakyat tetapi harus menjadi dasar negara yang utama dan menjadi moral negara Indonesia, “kata Miskawi.
Kemudian acara dilanjutkan dengan dialog yaitu memberi kesempatan kepada peserta Road Show Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Kebangsaan untuk bertanya tentang Pancasila dan kebangsaan.(*)/one_
0 Komentar